KRAPYAK.org – Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT melalui perantara Nabi Muhammad, yang selanjutnya diajarkan secara turun temurun. Sehingga, nilai kemurnian Islam tetap terjaga sampai saat ini. Hal ini mengilustrasikan bahwa dalam belajar agama maupun saat berpendapat mengenai masalah keagamaan, juga harus bersandar pada pendapat dan penjelasan dari para ulama yang sanad keilmuannya bersambung sampai Rasulullah SAW.
Tradisi pentingnya sanad keilmuan dalam berpendapat telah dicontohkan oleh KH Ali Maksum dalam kitab Hujjah Ahlussunah Wal Jama’ah. Dalam proses penyusunan kitab ini, beliau mengambil berbagai pendapat dari para ulama dan tokoh besar agama Islam. Seperti yang kiai Nilzam sampaikan, meskipun KH Ali Maksum merupakan tokoh yang sangat alim, beliau juga selalu menunjukan sikap tawadhu’ dalam setiap berpendapat suatu hukum. Beliau acap mengambil pendapat dari ulama terdahulu yang kemudian direlevansikan dengan fenomena kontemporer.
Respons KH Ali Maksum terkait fenomena tudingan bid’ah pada amaliyah golongan Ahlussunah Wal Jama’ah dalam kitabnya, juga disandarkan pada dalil dan pendapat dari para ulama terdahulu. Terdapat sisi keunikan dalam pengambilan dalil atau pendapat di kitab Hujjah Ahlussunah Wal Jama’ah ini, diantaranya; beliau merespons tudingan kelompok yang membid’ahkan amaliyah Ahlussunah Wal Jama’ah justru dengan pendapat ulama dari kelompok mereka sendiri, yang sebenarnya pendapat ulama mereka membolehkan terkait amaliyah yang dilakukan oleh kalangan Nahdliyin.
Sanad keilmuan ini dirasa menjadi hal yang penting, mengingat setelah wafatnya Rasulullah SAW, ulamalah yang menjadi pewaris dari para nabi, maka sudah sepatutnya dalam belajar agama, juga harus memperhatikan sanad keilmuan, yang harus bermuara sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Dinukil dari pengajian KH. Nilzam Yahya | Kitab Hujjah Ahlussunah Wal Jama’ah | 26 Maret 2023
Pewarta: Lubab Rofiul | Editor: Adam | Foto: Galih Aditama