Tata Cara Berdoa dalam Kitab Ilmu Do’a

KRAPYAK.org – Sering kali kita merasa bingung mengapa doa kita tak kunjung terkabulkan. Apakah diri ini tidak pantas? apakah ada yang salah dalam isi doa yang kita panjatkan? Atau apakah cara kita dalam berdoa tidak tepat? Kerisauan seperti ini, bukanlah kerisauan yang dialami satu dua orang saja. Jawaban atas kerisauan kita dapat ditemukan di dalam kitab علم الدعاء. Salah satu pembahasan dalam kitab ini yaitu berisikan mengenai tata cara berdoa atau redaksi berdoa. Dalil-dalil yang digunakan dalam kitab ini merupakan dalil yang merujuk kepada Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasalam.

Terdapat lebih dari sepuluh cara (redaksi) yang dapat digunakan untuk berdoa. Namun, pada tulisan ini akan dijelaskan diantaranya enam redaksi awal, enam redaksi dengan rumus awal bahwa berdoa harus kita mulai dengan pujian kepada Allah SWT. Enam readaksi awal tersebut adalah:

  1. بسم الله الرحمن الرحيم , Nabi Muhammad bersabda, berdoa itu diawali dengan tasbih, shalawat, dan tahmid
  2. التوسل. Redaksi doa bagusnya melalui perantara dan perantara yang paling baik yaitu melalui ayat-ayat Allah. Terdapat satu rumus yang dibocorkan oleh Nabi, “Bacalah Ayat Kursi sebelum berdoa”. Jika kita membaca ayat kursi sebagai tawasul maka hafadhah Ayat Kursi akan menjaga kita dan ikut mendoakan kita sampai waktu berikutnya datang kembali. Maksudnya adalah, jika kita membacanya di pagi hari maka hafadhah Ayat Kursi akan bersama dengan kita sampai pagi lagi.
  3. التوسل بالاسماءالحسن. Redaksi yang ketiga yaitu tawasul dengan Asmaul Husna. Allah memiliki tingkatan nama-Nya. Asmaul husna disebut sebagai nama Allah yang paling mulia. Inilah mengapa kita perlu untuk ber-tawasul dengan Asmaul Husna. Kembali ke rumus awal, Allah senang jika kita memuji-Nya terlebih dahulu.
  4. التوسل باسم الله الاعظم. Redaksi berikutnya yaitu tawasul dengan باسم الله الاعظم, disebutkan dalam sebuah hadits فقال: قد سئال الله باسم الله الاعظم . Apabila ia memohon dengan asma Allah tersebut, maka Allah akan senang. Karena nama Allah yang paling agung adalah باسم الله الاعظم.
  5. باسم الكبر. Redaksi yang ke lima yaitu menggunakan nama Allah yang paling besar. Contohnya lafadz رب , ياالله. Redaksi ini disampaikan dari dua sahabat Nabi, Abu dabar dan Ibnu Abbas. 
  6. Tawasul dengan Amal Shalih. Redaksi terakhir pada tulisan ini yakni bertawasul dengan amal shalih. Kita dapat merayu Allah dengan menyebutkan amal-amal shalih yang telah kita lakukan sebelumnya. Contoh gampangnya ketika kita membaca Tahlil, di dalam doa tahlil kita menyebutkan dulu kepada Allah bahwa kita sudah membaca abcd maka kami berdoa.

Pada akhir pemaparannya, KH Zaky Muhammad berpesan, “Hadits atau Al-Qur’an itu tidak lepas dari wahyu, sehingga doa yang diajarkan di dalam Al-Qur’an adalah doa yang diajarakan oleh gusti Allah maka doa yang di-kersakake Allah.”

Pewarta: Aufadhiya (XII Bahasa B) | Dikutip dari Pengajian Ramadhan 1446 H KH Zaky Muhammad Kitab Ilmu Do’a