Nasionalisme Islam, Bentuk Cinta Tanah Air

KRAPYAK.org – Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, KH Hilmy Muhammad, turut menghadiri acara Pembukaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Halaqoh Fiqih Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama pada Senin, (29/1) di Pondok Pesantren Al Munawwir. 

Halaqoh Fiqih sendiri merupakan kegiatan yang digagas oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan untuk kali pertamanya di gelar di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum pada 11 Agustus 2022 lalu. Yang mana halaqoh ini menjadi kick off adanya halaqoh di 250 titik se-Indonesia. 

Penyelenggaraan Halaqoh Fiqih Peradaban yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Munawwir ini, sedikit berbeda dengan halaqoh-halaqoh yang telah dilaksanakan sebelumnya. Halaqoh ini bisa dikatakan bertaraf internasional, karena menghadirkan para narasumber yang juga bertaraf internasional, diantarnya:

  1. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, membahas tentang Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama.
  2. Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir membahas tentang Strategi Peradaban menurut Perspektif Fikih.
  3. COO Center for Shared Civilizational Values, North Caroline, USA, H. Muhammad Cholil, membahas tentang Pengaruh Internasional Terhadap Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama.
  4. Prof Robert W Hefner dari Boston University, USA, membahas tentang pandangannya soal Persepsi Masyarakat Global Terhadap Nahdlatul Ulama.

Adapun tema yang diusung pada halaqoh ini adalah “Negara Bangsa”, sebuah konsep nasionalisme yang terbatas pada wilayah tertentu, hal ini tentu terdengar berbeda dengan konsep nasionalisme Islam yang tidak dibatasi letak geografis. Sesuai dengan maqolah yang kerap didengar bahwa sesama Muslim adalah saudara, sebagaimana tubuh manusia. Ketika salah satu anggota tubuh merasa sakit maka anggota tubuh lain pun demikian. Dalam konteks ini, maka sikap Nasionalisme Islam adalah rasa sepenanggungan bagi tiap umat Muslim tanpa mengenal jarak dan wilayah dimana Muslim itu berada. Dalam era ini, Nasionalisme Islam adalah nasionalisme kedua yang perlu dimiliki setelah paham nasionalisme negara bangsa. 

“Bentuk konsep perbedaan dari nasionalisme Islam dan negara bangsa ini tidak seharusnya menjadi sebuah perbedaan yang serius,” tegas KH Hilmy Muhammad setelah memaparkan penjelasan tema negara bangsa yang diambil sebagai topik Halaqah Fikih Peradaban NU kali ini. 

Konsep Nasionalisme Islam bukan Berarti tidak selaras dengan Konsep Nasionalisme Negara bangsa. Keduanya sebenarnya saling memiliki keterkaitan dalam melahirkan nilai toleransi yang sangat relevan dengan kondisi sosial di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang wilayahnya bukan hanya ditempati oleh umat muslim saja, tetapi juga ditempati oleh umat-umat agama lainnya. 

Dalam hal ini, KH Hilmy Muhammad menuturkan bahwasanya sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang muslim untuk tidak menjadikan suatu perbedaan sebagai pemicu adanya perpecahan antara persaudaraan sebangsa setanah air. Sebagai Rakyat Indonesia, dalam kesadaran berbangsa dan bernegara, kita harus saling menghormati dan menghargai, serta saling tolong menolong dengan sesama bangsa Indonesia. Ini artinya kedua konsep nasionalisme tersebut memiliki kedudukan yang sama penting bagi keberlangsungan hidup NKRI.

Berdasar pada keselarasan ini, KH Hilmy muhammad turut menambahkan Doa Qunut Nazilah sebagai salah satu Doa yang jelas mencakup dua sikap Nasionalisme tersebut :

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

“Ya Allah Tuhan kami. Hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Pewarta: Fernisya Mar’atus [XI IPA B] | Foto: Hilmi Fauzi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *