Malam Puncak Haul Almaghfurlah KH. Ali Maksum ke-31

Yogyakarta, 4 Januari 2019 – Setelah melewati beberapa rangkaian acara dalam rangka memperingati haul Almaghfurlah KH. Ali Maksum yang ke-31, dimulai dari acara donor darah, semaan Qur’an, sholawatan dan pembacaan manaqib, bakti sosial, halaqoh, dilanjut bincang alumni, maqbaroh, kemudian ditutup dengan majelis malam puncak haul.

Pada malam puncak haul ini, pra acara diisi oleh Sholawat Bil Mustofa dengan membawakan beberapa lagu yang ditutup dengan mahallul qiyam. Setelah itu acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Kalam Illahi oleh Saudara Muhammad Hervan, S.Ag yang merupakan juara Qiro Internasional sekaligus juri Mtq Nasional. Pembacaan tahlil pada malam ini dipimpin langsung KHR. M Najib Abdul Qodir Munawwir. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Wakil Menteri agama, Kapolda DIY, Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama, Kepala Intel, Para Ulama dan Seluruh Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak.

Sambutan pertama, disampaikan oleh KH. Khairul Fuad selaku pengasuh. Sambutan selanjutnya oleh Gubernur DIY yang pada kesempatan ini diwakilkan kepada staf pemerintahan. Beliau menyampaikan bahwa ke depan pesantren dapat lebih dikembangkan sebagai wadah integrasi-interkoneksi dalam dunia pendidikan. Sambutan yang ketiga dari Wakil Menteri Agama RI, Zainud Takhid. Poin penting yang disampaikan oleh Wakil Menteri agama RI adalah tentang peninggalan KH. Ali Maksum yang memberikan manfaat dan berkah kepada generasi selanjutnya.

“Peran dan pemikiran KH. Ali Maksum sangat diperlukan oleh masyarakat millenial saat ini, mengingat perkembangan politik, etnik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat”, ungkap Zainud Takhid. Beliau juga menjelaskan bahwa KH. Ali Maksum merupakan sosok Kiai yang moderat, berpikiran terbuka serta menghilangkan paham apriori dalam berpikir sehingga menumbuhkan jiwa patriotisme dalam menjaga kesatuan NKRI. Sambutan keempat disampaikan oleh Moeldoko selaku Kepala Staf TNI AD Indonesia. Beliau memberikan gambaran mengenai rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, yang mana hal tersebut menjadi poin penting dalam tata kenegaraan. “Ketika saya bersama presiden berkunjung ke pesantren, sekarang pola santri sudah jauh berbeda. Mereka sudah menguasai IT, ke depan kita yakin bahwa para santri dan pemuda Indonesia dapat menjadi pionir dan penguat kemajuan NKRI”, lanjut Moeldoko dalam sambutannya. Beliau juga mengatakan, Jika kita memiliki puncak keilmuan yang tinggi dapat menjadi aspek utama dalam pembangunan kemajuan negara.

Setelah rangkaian sambutan, akhirnya masuk pada acara yang ditunggu-tunggu oleh para hadirin, yakni mauidhoh hasanah. Pada malam puncak haul KH. Ali Maksum yang ke-31 ini, ada tiga pembicara. Yang pertama adalah KH. Ghofur Maimoen Zubair, atau lebih akrab disapa Gus Ghofur, yang mana beliau merupakan cucu menantu dari KH. Ali Maksum. Beliau menceritakan tentang kedekatan keluarga Mbah Maimoen dengan keluarga Mbah Maksum. Mauidhoh selanjutnya disampaikan oleh Duta Besar RI, KH. Agus Maftuh. Beberapa hal yang disampaikan terkait dengan relasi baik antara Indonesia-Saudi dan mengisahkan kedekatan beliau dengan Pondok Krapyak. Mauidhoh terakhir disampaikan oleh KH. Bahaudin Nur Salim atau akrab disapa Gus Baha. Dalam materi yang disampaikan, beliau membahas kitab asli karangan Mbah Ali Maksum, yaitu Kitab Hujjah Ahlu Sunnah wal Jamaah.

Acara berakhir pada pukul 00.30 WIB. Doa penutup dipimpin oleh KH. Mas’ud Masduqi, Rais Syuriah PWNU DIY.

(Ayu Maun/Santri Komplek Hindun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *