Ma’had Aly Krapyak Sukses Selenggarakan Muhadlarah ‘Aammah

KRAPYAK.org – Ma’had Aly Krapyak Yogyakarta menyelenggarakan Muhadlarah ‘Aammah pada tanggal 28 November 2022 di aula asrama Madrasah Aliyah Selatan Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta, dengan mengusung tema “Kontekstualisasi Fiqh-Ushul Fiqh dalam Tatanan Dunia Baru; Pengalaman Diplomasi Ala Santri”. Panitia memandang bahwa pengambilan tema kali ini merupakan salah satu bentuk respon atas perkembangan zaman yang begitu cepat, sehingga persoalan bidang fiqh dan ushul fiqh harus intens didiskusikan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh para masyayikh dan dosen Ma’had Aly Krapyak Yogyakarta.

Kegiatan Muhadlarah ‘Aammah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Ma’had Aly Krapyak Yogyakarta setiap tahunnya. Bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasantri dengan mendatangkan berbagai narasumber yang kompeten di bidangnya. Demikianpula pada penyelenggaraan kali ini, Ma’had Aly Krapyak berkesempatan mendatangkan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi periode 2016 – 2021 yaitu Drs. KH. Agus Maftuh Abegebriel, M. Ag.

Kedudukan kegiatan Muhadlarah ‘Aammah di tahun ini juga menjadi salah satu rangkaian besar dari acara Haul KH. Ali Maksum Ke-34. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh ketua panitia Muhadlarah ‘Aammah, “Rangkaian Haul KH. Ali Maksum pada tahun ini terdapat banyak kegiatan salah satunya Muhadlarah ‘Aammah. Momentum ini merupakan waktu yang tepat sebagai refleksi bagi kami mahasantri Krapyak untuk mengingat dan meneladani sejarah dan jasa KH. Ali Maksum yang begitu besar khususnya di bidang fiqh dan ushul fiqh”, ungkap Marifat Hisbulloh.

Pada kesempatan ini KH. Afif Muhammad selaku mudir Ma’had Aly Krapyak dan pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, dalam sambutannya menyampaikan tentang urgensi fiqh dan ushul fiqh pada dinamika tatanan dunia baru dengan pendekatan diplomasi ala santri. “al-Alaqotu ad-Dauliyah merupakan bagian kajian dari bidang fiqh dan ushul fiqh. Dunia pesantren khususnya Ma’had Aly Krapyak yang memiliki distingsi dengan Maqashid Syariah, sebenarnya memiliki pintu akses untuk mengkaji lebih dalam mengenai al-Alaqotu ad-Dauliyah dan Maqashid Syariah karena sangat berdekatan. Dimana antara kemapanan-kemapanan teks harus bertumbuk dihadapkan pada realitas masyarkat dan kemajemukan yang ada di lapangan”. Beliau juga berharap dengan hadirnya kegiatan ini semoga dapat bermanfaat bagi mahasantri dan masyarakat yang lebih luas.

Drs. KH. Agus Maftuh Abegebriel, M. Ag, pada kesempatan ini menyampaikan berbagai hal yang terkait dengan tema besar kegiatan ini. Di awal sesi beliau mengungkapkan tentang pentingnya diplomasi yang diambil dari salah satu teori Muawwiyah Kalau di antara saya dan negara lain, komunitas lain, kalau dihubungkan dengan satu helai rambut saja, rambut ini tidak boleh putus, apabila mereka mengencangkan rambut tersebut, maka rambut ini akan saya dikendorkan, beliau menjelaskan maksud dari hal itu bahwa diplomasi dalam fikih Islam adalah hal yang sangat vital.

Beliau juga menyampaikan bahwa dalam bidang fikih diplomasi minimal ada beberapa syarat hal yang harus dikuasai yaitu kualitas dirimu, kemampuanmu, dan tempat kamu di tugaskan. Artinya banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang diplomator seperti kemampuan bahasa dan pengetahuan, meliputi sejarah, kebudayaan, adat istiadatnya, dan lain sebagainya. Maka ia akan berhasil di bidang diplomasi. Drs. KH. Agus Maftuh Abegebriel, M. Ag menambahkan bahwa seorang Duta Besar tidak boleh untuk melakukan tindakan intervensi terhadap keyakian yang dipegang oleh masyarakat setempat. Selanjutnya Drs. KH. Agus Maftuh Abegebriel, M. Ag juga berharap, “Suatu saat saya ingin para para santri-santri ini juga menjadi diplomat” jelas beliau dihadapan para peserta.

Pewarta: Lubab Rofiul | Editor: Adam NFF | Fotografer: Galih Aditama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *