Mengetahui Syarat dan Rukun-Rukun Puasa

KRAPYAK.org – Pada bulan Ramadhan, seluruh umat muslim melakukan ibadah puasa untuk menunaikan salah satu rukun Islam. Perintah melaksanakan puasa dijelaskan dalam Q.S al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Saat menunaikan ibadah puasa, umat Islam dianjurkan mengetahui syarat dan rukun dari puasa. Mengutip kitab AsShiyam karangan KH Zainal Abidin Munawwir, bahwa syarat puasa ada 4 dan tidak boleh ditinggalkan oleh orang yang menunaikan ibadah puasa, yaitu:

  1. Orang yang berpuasa harus Islam

Syarat yang paling pertama sebelum menunaikan ibadah puasa ialah bahwa orang tersebut harus beragama Islam. Karena kewajiban menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan mutlak ditujukan kepada umat Islam.

  1. Tamyiz

Tamyiz merupakan sebutan bagi orang yang bisa membedakan antara perkara yang haq dan perkara yang bathil. Sehingga ketika orang yang sudah tamyiz, diwajibkan untuk berpuasa akan tetapi jika belum tamyiz maka tidak diwajibkan berpuasa.

  1. Bagi perempuan yang bersih dari Haid (menstruasi) dan Nifas

Menstruasi dan nifas merupakan peristiwa yang tidak bisa dihilangkan. Oleh karena itu, perempuan yang sedang haid ataupun nifas tidak diwajibkan untuk berpuasa bahkan diharamkan untuk berpuasa.

  1. Berpuasa di hari yang memperbolehkan berpuasa

Terdapat beberapa kategori puasa, di antaranya puasa wajib seperti puasa Ramadhan, dan puasa sunnah seperti puasa Senin/Kamis, puasa ayyamul bidh, dan puasa-puasa sunah lainnya. Umat muslim tidak diperbolehkan untuk berpuasa di hari-hari tertentu, seperti puasa di hari Idul Fitri atau Idul Adha dan hari Tasyrik. Adapun yang dimaksud hari tasyrik adalah 3 hari setelah hari raya Idul Adha yaitu 11-13 Dzulhijjah.

Selain mengetahui syarat sah berpuasa, kita juga harus mengetahui rukun-rukun dalam puasa. Adapun rukun-rukun puasa di antaranya:

  1. Niat

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā  

Artinya, “aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

  1. Meninggalkan semua perkara yang membatalkan puasa

Seperti halnya makan, minum, menuruti hawa nafsu dan lain sebagainya merupakan perkara yang dapat membatalkan puasa dan orang yang berpuasa dituntut untuk meninggalkannya.

Dinukil dari pengajian Ramadhan KH Afif Muhammad | Kitab As Shiyam | 01 April 2023

Pewarta: Amrullah | Editor: Adam Nursyifa | Foto: Galih Aditama