Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Halaqah Fiqh Peradaban di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta pada Kamis (11/8/2022) dengan mengangkat tema Fiqh Siyasah Nahdlatul Ulama (NU) dan Realitas Peradaban Baru. Halaqah ini digelar menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun depan.
Tema peradaban dalam muktamar dipilih karena ini merupakan hal fundamental yang mesti dijawab oleh Islam. Yang menjawab atas nama Islam, kata Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU, tentu tidak boleh yang lain selain ulama. Oleh karena itu muktamar ini akan melibatkan para ulama untuk membahas bagaimana Islam menjawab tantangan peradaban.
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU) H. Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa Gus Yahya ingin menghidupkan kembali halaqah di era Gus Dur, halaqah pemikiran. Beliau ingin mengajak para kiai untuk memikirkan hal-hal yang sifatnya lebih fundamental menyangkut realitas peradaban baru.
Lebih lanjut, H. Ulil Abshar Abdalla atau yang akrab disapa Gus Ulil mengatakan bahwa halaqah yang diadakan di Pondok Pesantren Krapyak ini adalah kick-off atau peluncuran seluruh rangkaian halaqah tersebut. Halaqah ini akan diikuti oleh puluhan kiai dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
Halaqah ini akan diselenggarakan di 250 (dua ratus lima puluh) titik di seluruh Indonesia, dimulai dari Agustus 2022 hingga Januari 2023. Puncak serial halaqah ini adalah Muktamar Internasional Fikih Peradaban yang akan diadakan bulan Februari 2023 yang sekaligus menandai satu abad Nahdlatul Ulama (menurut kalender Hijriyah).
Pewarta: Meyreza Dwi Savitri
Editor: Adam NFF