Bantul, Krapyak.org. Dalam rangka masa Orientasi dan Pembinaan Santri Baru Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum Yogyakarta, pada tanggal 8 juli 2012 tepatnya pukul 09.15, OSIS putri mengundang ibu Dr. Dian Kumalasari untuk melakukan penyuluhan dengan tema “ kesehatan reproduksi remaja” acara ini diikuti oleh seluruh siswi Madrasah Aliyah dari I’dad sampai kelas tiga, dengan dipimpin oleh Lina Faizah dan Siti Solikhah sebagai moderator. Acara ini berlangsung secara khidmat dan serius.
“Dengan acara ini, menurutku bisa mengerti untuk menjaga reproduksi dengan baik” kata Anis kelas XII B IPA
Dalam kesempatan tersebut, Bu Dian menjelaskan bagaimana tatacara untuk menjaga reproduksi khususnya bagi perempuan. Menurut beliau, rintangan yang paling sulit pada fase pertumbuhan manusia ini adalah masa remaja, karena dimana pada masa ini adalah masa manusia mengalami pubertas, masa labil dan keingintahuan yang tinggi, terutama tentang seks. Beliau berpendapat bahwa kasus-kasus yang dialami remaja saat ini rata-rata adalah remaja yang gagal dalam menjaga reproduksi, seperti hamil di luar nikah.
Untuk itu narasumber berharap dengan adanya santri-santri dari Pondok Pesantren Krapyak bisa meningkatkan kualiatas dan gaya hidup remaja yang sehat dan islami .
Di tempat lain pada hari yang sama, masa orientasi santri (MOS) dimulai dengan seminar tentang peran BK dan problem solving oleh Bapak Nandar Yulianto S.Pd selaku pembicara, dan dilanjutkan dengan seminar tentang cara belajar efektif oleh bapak Hendro Kusumo, sebelum memulai seminar beliau mengetes kesungguhan belajar siswa dengan mencoba sampel urin diabetes melitus yang diambil dari rumah sakit jiwa di ranah magelang dan menyuruh siswa mencoba satu persatu, lalu beliau bertanya kepada siswa apa kesimpulan dari tes tersebut, siswa menjawab bahwa urin diabetes melitus itu mempunyai rasa manis, dan ternyata sampel urin tersebut adalah teh manis yang sengaja diberi wadah infus agar terlihat seperti sampel urin yang asli.
Di tengah acaranya, bapak dua anak yang berumur tiga puluh empat tahun ini bercerita tentang kehidupan pribadinya seputar pendidikan. Beliau merasa terpanggil mengajar di Aliyah Ali Maksum karena selain ingin mengajar beliau juga ingin menyelami sifat-sifat santri yang dinamis, seperti melakukan banyak survei di Ali Maksum tentang ketakutan-ketakutan santri yang jauh dari kampung halaman, semua ini cocok sekali dengan motto beliau yaitu “ sambil menyelam minum air”. Pada akhir acara beliau menutup dengan pesan bahwa sukses itu bisa didapat dengan sifat tanggung jawab, selalu optimis. Kreatif dan berani ambil resiko. [Hilmi, Pipit/tim media]