KRAPYAK.org – Dalam sebuah hadits, Allah menyatakan bahwa “Aku (Allah) itu dekat-lebih dekat dari tulang leher”. Ketika Allah dekat dengan kita, lantas apakah kita sudah dekat dengan Allah? Dalam Bahasa Arab kedekatan kita kepada Allah Ta’ala dapat disebut dengan Ma’rifatullah. Makna dan Implementasi dari ma’rifatullah sangatlah beragam, hal ini juga yang menyebabkan seseorang dapat memiliki banyak cara untuk mencapai maqom ma’rifatullah tersebut.
Sebuah hadits mengatakan bahwa, “Seandainya kamu mengenal Allah, maka itu sebaik-baiknya mengenali”. Hadits yang seolah mengatakan bahwa setiap insan tentu harus mengupayakan kedekatan diri kepada Sang Ilahi Robbi. Usaha atau upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini salah satunya ialah dengan berdoa. Di balik usaha kita untuk sampai pada tingkatan Ma’rifatullah, tentu terdapat banyak keuntungan yang akan kita dapatkan. Pertama, ketika kita mengenal Allah, maka kita akan jauh dari kata bodoh. Saat kita berdoa, kita menyerahkan seluruh keinginan kita, isi hati kita, dan permasalahan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Setelah itu, Allah akan memberikan hikmah kepada kita sehingga kita tidak akan merasa bodoh. Kedua, seandainya kita betul-betul kenal dengan Allah, maka benar, akan runtuh seluruh gunung sebab doa kita. Kecuali apa yang tidak diberikan dari-Nya. Berikutnya, ketika kita merasa dekat dengan Allah, kita akan percaya diri untuk berdoa apa saja sekalipun diluar akal kita. Karena yang mustahil bagi kita, belum tentu mustahil bagi Allah.
Semakin yakin kita menyebutkan اللهم, ياالله, maka di situlah kita dapat mengukur sejauh mana kita mengenal Allah. Karena Allah berfirman “Aku menjadi apa yang seperti hambaku ingin”, sehingga takarannya sesuai dengan keyakinan atau kemantapan hamba-Nya. Dalam redaksi yang lain disebutkan pula, “Seandainya kita mendekati Allah sehasta maka Allah akan mendekati kita dengan selangkah besar, dan seterusnya.” Ini menjadi bukti bahwa Allah benar-benar akan mengabulkan dan mendekati hamba-Nya apabila kita pun mendekati-Nya.
Lantas bagaimana jika kita sulit untuk merasa dekat dengan Allah? Ketika kita merasa tidak dapat mencapai porsi Ma’rifatullah, maka kita harus khusnudzon dengan Allah. Kita harus percaya bahwa Allah dekat, Allah mendengar, dan Allah mengabulkan kita. Hal seperti ini harus terus ditanamkan dalam hati bahwa Allah akan lebih baik, lebih meyakinkan dari apa yang kita tahu. Kunci dari semuanya adalah mantap, kreteg, dan yakin dengan Allah.
Pewarta: Aufadhiya (XII Bahasa B) | Editor: Clara Satrianti | Dikutip dari Pengajian Ramadhan 1446 H KH Zaky Muhammad Kitab Uluwwul ‘Ismah