KRAPYAK.org – Ada ungkapan, “sedia payung sebelum hujan“. Ungkapan tersebut sering keluar kala orang tua kita memberikan nasihat. Lantas apa maksudnya? Ungkapan ini memberikan pengertian kepada kita untuk mengingat segala sesuatu yang pasti akan datang menghampiri kita di suatu saat. Acapkali, sesuatu tersebut mampu menjadi cobaan bahkan rintangan bagi kita dalam menjalankan roda kehidupan yang begitu dinamis ini. Ungkapan ini dapat dianalogikan ketika kita akan bepergian di musim hujan. Ketika cuaca nampak cerah, jangan lupa pula untuk membawa payung. Besar kemungkinan, di tengah jalan, cuaca yang semula cerah bisa saja berubah menjadi mendung dan turun hujan. Setidaknya jika kita sudah menyediakan payung, hujan turun pun kita akan tetap terlindungi dan bisa melanjutkan perjalanan sesuai rencana.
Dalam kitab Adabuddunya waddin, termaktub sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ziyad bin Jaroh tentang nasihat nabi yang mengingatkan kepada umatnya untuk mempersiapkan lima perkara sebelum lima perkara:
فقد روى زياد بن الجراح عن عمر بن ميمون قال : قال ر سول الله صلى الله عليه وسلم اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Manfaatkanlah lima perkara sebelum kamu kedatangan lima perkara (demi untuk meraih keselamatan dunia akhirat). Yakni masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Sehatmu sebelum datang sakitmu. Masa kayamu sebelum datang fakirmu. Waktu luangmu sebelum waktu sibukmu. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu.
Sabda nabi tersebut mengarahkan kita kepada pentingnya mempersiapkan lima perkara sebagai bekal hidup yang pada saatnya nanti, kita akan dihadapkan dengan lima perkara lainnya.
Pertama, manfaatkanlah masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Pasti kita sering mendengar bahwa banyak dari kalangan orang yang sudah tua menyesali masa hidupnya di waktu muda. Seperti pepatah, “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tanpa berguna”. Jika waktu muda kita digunakan dengan hal yang positif tentu rasa mengeluh, sesal diri atau bahkan putus asa tidak akan tampak di masa tua. Oleh karena itu, yang lebih penting dan terutama bagi para pemuda adalah standar akan kepemudaannya serta memanfaatkan masa muda untuk mempersiapkan diri untuk masa depan.
Kedua, manfaatkanlah sehatmu sebelum datang sakitmu. Kesehatan adalah poros utama dalam kehidupan kita semua. Dengan badan yang sehat, kita akan lebih mampu melakukan hal-hal yang menjadi kebutuhan sehari-hari dengan maksimal. Berbeda halnya ketika kita diberi rasa sakit, yang akhirnya rasa sakit tersebut justru mengganggu bahkan merusak segala aktivitas yang biasa kita lakukan. Sehingga, hasil yang didapatkan pun tidak maksimal. Maka dari itu, kita harus mampu memanfaatkan nikmat Allah berupa kesehatan itu dengan melakukan sesuatu yang positif, terlebih untuk hal-hal seperti ibadah. Jangan sampai kita dirugikan dengan datangnya rasa sakit yang justru membuat kita terus mengeluh hingga berputus asa. Seperti yang sering dinasihatkan oleh ahli kesehatan, bahwa mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobati.
Ketiga, manfaatkanlah masa kayamu sebelum datang fakirmu. Rotasi kehidupan memang tidak selalu mulus adanya, kadangkala mengalami pasang surut. Sama halnya dengan kekayaan, kekayaan yang dikumpulkan dengan susah payah itu bisa saja lenyap dalam sekejap. Dengan begitu, sudah seharusnya kita memanfaatkan kekayaan kita untuk bershodaqoh, membantu mengurangi kemiskinan, memajukan pendidikan dengan memberi sumbangsih penyediaan sarana pendidikan dan lain sebagainya.
Keempat, manfaatkanlah waktu luangmu sebelum waktu sibukmu. Hidup yang dipenuhi dengan lika-liku di dalamnya ini, ibarat kita sedang menempuh perjalanan jauh, bisa saja kita dihadapkan dengan jalanan datar maupun jalanan terjal nan berbahaya. Pada dasarnya kita dituntut untuk memanfaatkan waktu luang di dunia ini sebelum akhirnya kita mengalami kengerian hari kiamat. Yang perlu diingat adalah mengubah mindset hidup dengan jangan menunggu waktu luang untuk beribadah kepada Allah SWT, tetapi luangkanlah waktu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kelima, manfaatkanlah masa hidupmu sebelum kamu meninggal dunia. Ada ibarat dalam bahasa jawa, “urip mung mampir ngombe”, yang bermakna hidup di dunia ini hanyalah sebentar saja. Hidup di dunia ini laksana istirahat sebentar di bawah pohon yang rindang bagi para musafir yang sedang berjalan di terik matahari. Maka dari itu, manfaatkanlah masa hidup di dunia sebelum datang ajal kematian dengan cara memperbanyak ibadah dengan diniatkan mencari ridha Allah SWT.
Nasihat Nabi Muhammad SAW di atas, sepatutnya kita jadikan sebagai pedoman dan acuan bagi kita untuk menjalankan kehidupan yang dinamis ini. Sebagai seorang hamba, kita tak pantas hanya sebatas mengeluh dan putus asa akan tantangan hidup yang terus berdatangan. Semuanya itu harus kita hadapi dengan kesabaran, ketabahan, dan ikhlas akan segala sesuatu yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan kepada kita.
Dinukil dari pengajian Ramadhan KH Afif Muhammad | Kitab Adab ad-Dunya wa ad-Diin | 30 Maret 2023
Pewarta: Faizal Basri | Editor: Adam Nursyifa | Foto: Galih Aditama