Bantul (Website Krapyak–21/12/2022) – Dalam rangka ingin lebih mengetahui gambaran realitas sesungguhnya dari sebuah lembaga pendidikan Islam bernama Pondok Pesantren, rombongan mahasiswa prodi S1 Politik dan Pemerintahan Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan kegiatan kuliah lapangan di Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum pada Selasa (20/12/2011).
Rombongan mahasiswa yang terdiri dari 25 orang diterima oleh jajaran Pengasuh pada pukul 10.00. Dalam sambutannya, Bayu Dardias Kurniadi, SIP., MA., M. Pub.Pol menyatakan bahwa kegiatan kuliah lapangan ini merupakan bagian dari mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
“ Kunjungan ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman mahasiswa sekaligus melihat relevansi teori dan konsep dengan realitas di lapangan.” tuturnya.
Sementara itu, KH. Asyhari Abdullah Tamrin, M. Pdi (Kepala Madrasah Aliyah Ali Maksum) yang didaulat memberikan ucapan selamat datang kepada rombongan, mengucapkan bahwa Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang selama ini concern berkhidmat dan berkontribusi langsung dalam bidang pendidikan dan kemasyarakatan.
“Pondok Pesantren Krapyak Yayasan Ali Maksum, sebagaimana mayoritas pondok pesantren di seluruh Indonesia, seluruh santrinya berasal dari berbagai wilayah di nusantara, realitas ini membuktikan bahwa secara tidak langsung, keberadaan Pondok Pesantren sejatinya ikut merawat spirit nasionalisme di tengah-tengah masyarakat” tegas beliau.
Sementara DR. KH. Hilmy Muhammad, MA. Ph. D selaku Wakil Ketua Yayasan, berkesempatan menguraikan sejarah dan tradisi keilmuan di pesantren. “Tradisi keilmuan Pesantren tentu saja berbeda dengan tradisi keilmuan yang ada di sekolah formal lainnya, semacam SMA atau Universitas. Proses transformasi keilmuan di sekolah atau di bangku kuliah, hanya sekedar tatap muka di kelas atau seminar saja. Tetapi di pesantren, dalam seluruh aktivitas keseharian, mulai dari sekolah, ngaji bandongan atau sorogan, hingga pergaulan dengan Pengasuh atau Kyai adalah bagian dari proses transformasi keilmuan” ujar beliau. Mengamini apa yang disampaikan KH. Asyhari Abta, KH. Hilmy pun mengatakan bahwa kontribusi Pesantren di bidang pendidikan dan kemasyarakatan sangat jelas dan nyata.
Hal itu terbukti dengan banyaknya para alumnus pesantren yang berkiprah di semua level masyarakat, baik local maupun nasional. “Tercatat alumnus pesantren Krapyak, sebut saja misalnya alm. Gus Dur atau KH Abdurrahan Wahid (Mantan Presiden RI dan Ketua Umum PBNU), Gus Mus atau KH.Musthofa Bisri (Wakil Rais Syuriah PBNU dan Budayawan), KH. Prof. DR. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), Maftuh Basyuni (Mantan Menteri Agama RI), Masdar F. Mas’udi (Tokoh NU dan penulis) dan lain sebagainya.
Dalam sesi dialog, ketika ditanya apakah pesantren mendikotomikan antara ilmu agama dan ilmu umum. Oleh KH. Hilmy dijawab dengan tegas, Pesantren sebagaimana spirit Islam tidak pernah mendikotomikan satu ilmu dengan yang lain. “Semua ilmu adalah sama, itulah yang diterapkan di Krapyak” ujar beliau.
Usai ditutup, peserta rombongan kemudian melakukan audiensi dan wawancara intensif dengan pengurus asrama pondok putra dan putri. Sedianya, rombongan mahasiswa Politik dan Pemerintahan UGM ini akan melangsungkan kuliah lapangan beberapa hari, menyaksikan secara langsung aktivitas keseharian santri di Pondok Pesantren Krapyak.