KRAPYAK.org – Nahdlatul Ulama harus mampu berperan dan memberi atsar yang nyata di dalam dua arena, bukan hanya hura-hura layaknya anak yang terobsesi mengejar layangan putus.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama sebagai salah satu rangkaian Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta, (Senin, 29 Januari 2024).
Tidak dapat dipungkiri, bahwa Nahdlatul Ulama didirikan oleh para muassis dengan visi membangun peradaban, dalam perjalanannya pun tentu ia akan dihadapkan oleh berbagai dinamika perubahan yang penuh tantangan baik di tingkat domestik maupun global. Dinamika nyata yang jelas disaksikan pada era sekarang ini adalah wacana keagamaan kita yang penuh dengan ikhtilafan sehingga dibutuhkan koherensi tobiah dalam menuntaskan wacana ikhtilaf tersebut.
“NU ini didirikan untuk membangun satu fungsi hakim yang dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan apapun dalam kerangka ahlu sunnah wal jamaah, itu sebabnya Hadrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari menyeru kepada semua ulama madzahibil aimmatil arba’ah (Madzhab Ulama Empat) dan seluruh elemen minal fuqoro wal aghinya minal dhuafa’ wal aqwiya’ (Golongan faqir dan kaya serta golongan lemah dan kuat) serta para elemen dalam keorganisasian Nahdhatul Ulama untuk memperhatikan disiplin organisasi secara sam’an wa thoatan terhadap keputusan kepemimpinan sebagai hakim dalam mengatasi perbedaan.” Tegas ketua Umum PBNU yang akrab dipanggil Gus Yahya ini.
Dinamika yang penuh dengan tantangan perbedaan ini jelas turut menjadi kerawanan bagi kita semua sebagai warga Nahdlatul Ulama. Pasalnya, perbedaan yang dimaksud tidak memiliki sekat baik dalam lingkup domestik maupun global. Secara domestik, kita menyaksikan pertarungan dan perbedaan antar kepentingan kelompok yang berbeda-beda tetapi ada tuntutan yang begitu penting dan berat untuk ditangguhkan sebagai kepentingan bangsa dan Negara. Pun secara Global kita juga dihadapkan ancaman yang serius bagi kedaulatan bangsa-bangsa apabila tidak dapat menemukan kepentingan satu arah kedepannya.
“Satu-satunya cara adalah dengan memperkuat kedaulatan bangsa Indonesia sehingga dapat membukakan mata dunia bahwa indonesia adalah bangsa yang dibutuhkan dunia untuk menemukan jalan keluar dalam berbagai masalahnya, Nahdhatul Ulama dalam dua arena ini harus mampu berperan nyata, kita memiliki tanggungan peran yang tidak kecil, kita harus mengawal kemenangan Indonesia di tengah tantangan sejarah dan peradaban ini, Indonesia harus menang supaya kita tetap berdaulat” Pungkas Gus Yahya dalam sambutannya
Pewarta: Clara Satrianti Sukma | Foto: Mustarih Amar