Peringati Haul ke-28 KH. Ali Maksum, Pondok Krapyak Selenggarakan Halaqah Dan Silaturahim Kiyai-Alumni

Termasuk rangkaian Haul Almaghfurlah KH Ali Maksum yang Ke-28, panitia haul menyelanggarakan acara silaturrahim para kiyai dan alumni pondok pesantren krapyak, bertempat di Madrasah Diniyah Ali Maksum pada Ahad, 5 Februari (5/2/2017). Bertajuk “Teladan Pengabdian & Potret NU Kontemporer” Acara ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mempererat silaturrahim dan kebersamaan antar alumni.

KH Zuhdi Muhdlor sebagai salah satu alumnus dan aktivis NU Yogya mengatakan bahwa dari riset tentang jumlah anggota NU, yang mengaku orang NU berjumlah 79 juta orang dan Muhammadiyah sekitar 63 juta orang, sedangkan kader-kader yang aktif di NU persentasenya sangat jauh dari jumlahnya, hanya sekitar 16%. Warga NU pada saat ini terkendala dari sei sumber daya manusia.Pada saat ini, potensi warga NU adalah 60% bidang Agama dan 40% bidang Dunia, diharapkan dari 40% itu dapat mendongkrak kemajuan NU.
KH Zuhdi Muhdlor melanjutkan, belajar dari kata kata-kata Gus Dur,

”Apakah subuah organisasi dapat relevan dengan kondisin dunia” Kata itu terkait dengan Sumber Daya Manusia.Sedangkan Saat ini NU sedang meng-improve kualitas Sumber Daya Manusianya. Kesimpulannya, NU kekurangan Sumber Daya Manusia dan butuh di perbaiki lagi. NU harus reaktualisasi agar problem-problemnya dapat diselesaikan dengan adanya strukturisasi yang baik dalam PBNU dan pada akhirnya bermanfaat bagi tumbuh kembang masyarakat madani”.

Sedangkna KH As’ad Said Ali selaku mantan wakil ketua NU dan alumni Krapyak tahun 69 yang didapuk menjadi keynote speakar mengatakan, bahwasanya ada sekelompok orang yang bukan NU dan Muhammadiyah yang jumlah nya selalu naik dan itu sangat menghawatirkan. Akan tetapi, secara agama NU itu kuat, tapi secara Jami’iyah itu lemah. Salah satu bukti bahwa kurang nya rasa Jami’iyah NU yaitu kurang terdatanya warga NU yang berpotensi.

Salah satu ilustrasinya, beliau KH As’ad Ali sering menanyakan kepada Ketua Ranting di Jawa Timur yang terkenal kuat NU-nya dengan pertanyaan

“Berapakah jumlah kader NU di desanya” dan rata-rata jawaban yang Beliau terima adalah “Kader NU basis di sini”.Itu membuktikan bahwasanya NU kekurangan data jumlah kader-kadernya yang berpotensi, lanjut beliau.

Beliau melanjutkan, pada saat ini NU kekurangan kader yang berpotensi dan kestrukturan yang kurang di Jami’iyah. Problem pada Jami’iyah ialah kurangnya kemandirian dan kepengurusan yang dapat meng-improve kualitas kader NU. Intinya kemandirian harus dibangun untuk menggerakan Jami’iyah ini.
Sementara itu, KH. M. Zaim Ahmad Ma’shoem, Pembina Pondok Pesantren Kauman atau akrab disapa Gus Zaim, menyatakan sangat optimis terhadap masa depan NU,

“Apabila PBNU bubar bahkan tidak ada pengurus NU sekalipun, Saya yakin, dalam sekejap NU akan berdiri lagi, karena kuatnya akar jamaa’ah.Beliau melanjutkan, Pada tahun 2005 Tim beliau pernah meneliti Ponsok Pesantren di Jawa Tengah bahwasanya semakin sedikit santri maka semakin banyak persentase yang ikut kiyainya.Akan tetapi, Semakin banyak santri maka semakin sedikit persentase yang ikut kiyainya.Pengurus NU harus membenahi problem itu untuk menghidupkan Pesantren. Dengan mendidik anak kiyai, Banyak pesantren yang dulu Berjaya sekarang redup Karena tidak adanya penerus. Bahkan, santrinya tidak ada atau kiainya tidak ada”.

Sebagai Penutup, hadir dalam kesempatan tersebut, KH. Asyhari Abta, alumni dan juga mantan Rais Syuriah PWNU DIY yang memberikan sambutan dan doa. Beliau berpesan agar dlaam mengurusi NU, seluruh kader dan pengurus harus menomorsatukan NU.

“Berkhidmad untuk NU itu harus total dan istiqomah. Tidak boleh NU menjadi nomor sekian. Nu harus dinomorsatukan. Diniatkan mengurusi NU itu menjaga agama Allah, sehingga akan dikuatkan langkah kita untuk terus berjuang untuk agama Allah dan mengurusi NU. Jangan sampai justru ‘mencari hidup di NU’, naudzubillah. Kita, sebagaimana diajarkan oleh pendahulu kita, para guru dan Kyai kita, kita harus berusaha menghidupkan NU”.

Acara ini selelsai pada pukul 13.00 dan dilanjutkan dengan silaturrahim ke kediaman KH. Atabik ali dan pengasuh Krapyak lainnya. Sore hari, seluruh santri dann alumni mengikuti khataman Qur.an dan ziarah ke makam masyayikh di Dongkelan. Malam harinya, puncak acara haul Almaghfurlah KH Ali Maksum yang Ke-28 diisi dengan serangkaian acara yakni sholawatan, majlis dzikir tahlil dan doa serta mauidhoh hasanah. Sebagaimana tahun sebelumnya, rangkaian acara sejak awal hingga akhir, diliput secara online (live streaming dapat disaksikan di link channel Krapyak TV: https://www.youtube.com/watch?v=BTCXK7vzRos ) mulai dari majlis semaan al-Qur’an, halaqoh kyai-alumni Pondok Krapyak hingga malam Puncak peringatan haul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *