KRAPYAK.org – Pertama, sujud adalah salah satu gerakan di dalam sholat sekaligus rukun daripada sholat. Pada fashal wudhu dan shalat dalam kitab Washiyatul Musthofa, nabi berwasiat kepada sahabat Ali bin Abi Thalib:
يا علي أحب العباد الى الله تعالى عبد ساجد يقول فى سجوده رب انى ظلمت نفسي فالغفرلى ذنبي فإنه لا يغفر المنزل إلا انت
“Wahai Ali, Hamba yang paling dicintai Allah ta’ala adalah hamba yang bersujud, dan dalam
sujudnya ia berdoa: Rabbi sesungguhnya aku telah dzalim pada diriku, maka ampunilah dosaku sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Kita tahu bahwa sujud merupakan meletakkan anggota badan paling terhormat kepada tempat terendah sebagai bentuk penghambaan dengan penuh pengharapan kepada pemilik alam. Tidak perlu standar sulit untuk kita tergolong sebagai golongan hamba yang bersujud agar dicintai Allah. Cukuplah dengan kita mau melakukan sujud itu sudah luar biasa, tidak perlu memikirkan bagaimana nanti apakah sujud saya akan diterima atau tidak. Masalah diterima atau tidak suatu amal adalah hak prerogatif Allah. Dengan kita mau sujud saja, minimal esok ketika di yaumil qiyamah bisa menjawab pertanyaan malaikat, “lah kan saya sudah sujud.”
Dalam perjalanan menuju rasa ikhlas dan ibadah yang total, kesabaran serta konsistensi merupakan kunci utama. Tidak bolehlah kita tergoda untuk menunda-nunda karena merasa belum sepenuhnya siap. Setiap langkah kecil yang diambil dengan ketulusan dan kesungguhan akan membawa kita lebih dekat menuju tujuan tersebut. Dengan tekad yang teguh, doa yang tulus, dan riyadhoh yang dijalani, hasil yang diharapkan pasti akan tercapai, insyaallah.
Rasa ikhlas, ibadah totalitas dan tidak instan yang didapatkan, jangan lantas belum merasa bisa ikhlas menjadi alasan tidak melakukan suatu amal perbuatan, nanti seiring berjalan waktu disertai ikhtiar dan riyadhoh, insyaallah tercapai.
Kedua, shalat dhuha, merupakan salah satu shalat sunnah di antara shalat sunnah lainnya dengan waktu pelaksanaan yang cukup panjang, yaitu sejak terbit matahari sampai sebelum masuk waktu dhuhur. Mudahnya kita hanya perlu meluangkan waktu sebelum sekolah, kuliah, kerja untuk dua rakaat (bilangan minimal shalat dhuha). Istimewa sekali bila kita bisa istiqomah melakukan shalat dhuha. Sebab, dapat menjadikan perantara masuk surga bagi kita. Bahkan tersedia pintu khusus untuk Ahlu dhuha seperti yang disebut dalam kitab:
يا عليُ عليك بصلاة الاضحى في السفر والحضر فإنه إذا كان يوم القيامة ينتظر منادٍ من فوق شرق الجنة: اين الذين كانوا يحصلون الضحى؟ ادخلوا من باب الضحى بسلام آمنين
“Wahai Ali wajib atasmu shalat dhuha baik dalam perjalanan ataupun di rumah, karena sungguh esok di yaumil qiyamah akan dipanggil dari atas surga; dimana orang-orang yang selalu menunaikan shalat dhuha. Masuklah ke surga dari pintu Dhuha dengan selamat dan aman.”
Sekiranya di antara banyak nasihat dari kitab ini, bila tidak mampu melaksanakan semuanya, minimal ada satu yang kita dawamkan.
Dikutip dari Pengajian Ramadhan KH Nilzam Yahya | Kitab Washiyatul Musthofa | 15 Maret 2024 / 4 Ramadhan 1445 H
Pewarta: Tzakiyah Ashifa | Foto: Galih Aditama