Amal Ibadah Apa yang Pasti Diterima? Ini Penjelasannya!

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (Surat Adz-Dzariyat ayat 56).

KRAPYAK.org – Berpijak kepada ayat tersebut, memberikan satu pemahaman bahwa terciptanya manusia dan jin tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagai seorang hamba, tentunya berkeinginan segala ibadah yang dilakukan dapat diterima Allah SWT. Namun, perlu diketahui bahwa Ibadah memiliki potensi untuk diterima dan ditolak. 

Ada satu pertanyaan menarik, yang bila terjawab akan mewujudkan optimisme bagi pembaca dalam beribadah. Pertanyaannya adalah “Adakah amal ibadah yang pasti diterima Allah SWT?” terbenak dalam pikiran penulis untuk menyimak penjelasan Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya:

وأن جميع الأعمال منها المقبول ومنها المردود إلا الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه وسلم وحكى اتفاق العلماء على ذلك

Semua amal ibadah berpotensi diterima dan ditolak Allah kecuali shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena ibadah shalawat dipastikan penerimaannya sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi SAW. Ijma’ ulama menghikayatkan masalah ini.

Penjelasan di atas diperkuat oleh firman Allah SWT dalam Surat Al-Ahzab ayat 56: 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya. 

Ayat tersebut mempertegas bahwa sholawat merupakan amal ibadah yang sangat utama. Bagaimana tidak, Allah SWT memerintahkan kita semua untuk bersholawat, Allah juga melakukannya bersama para malaikat-Nya.

Namun, makna dari Allah bersholawat pada Nabi tidak sama dengan bersholawatnya manusia, yakni bermakna pemberian rahmat pada Nabi. Berbeda pula makna bersholawatnya malaikat, yaitu permohonan ampunan bagi Nabi. Sementara makna bersholawatnya manusia merupakan doa bagi Nabi.

Senada dengan firman Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

 مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا 

Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR Muslim).

Adanya sholawat sebagai amal ibadah semata-mata merupakan wujud atas derajat dan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai sayyidul awwalin wal akhirin dan sayyidul anbiya wal mursalin, Allah memberikan kehormatan berupa penerimaan atas amal ibadah shalawat. 

Sebagai tambahan, ada do’a yang dianjurkan oleh Al-Habib Muhammad Ibn Alawi Alaydrus dalam Kitab Niat ketika bersholawat sebagai berikut: 

اللهم إني نويت بالصلاة على النبي امتثالاً لأمرك ، وتصديقاً لكتابك واتباعاً لسنة نبيك محمد صلى الله عليه وسلم ومحبة فيه وشوقاً وتعظيماً لحقه ، وشرقاً له وكونه أهلاً لذلك فأقبلها مني بفضلك وإحسانك وأزل حجاب الغفلة عن قلبي ، واجعلني من عبادك الصالحين . اللهم زده شرفاً على شرفه الذي أوليته وعزاً على عزه الذي أعطيته ، وأعلي مقامه في مقامات المرسلين ودرجته في درجات النبيين ، أسألك رضاك والجنة يارب العالمين مع العافية في الدين والدنيا والآخرة ، والموت على الكتاب والسنة والجماعة وكلمة

الشهادة من غير تبديل وتغيير ، واغفر لي ما ارتكبته بفضلك وإحسانك علي إنك أنت

التواب الرحيم وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم

“Saya niat bersholawat atas nabi karena melaksanakan perintah-Mu ya Allah, membenarkan kitab-Mu, mengikuti sunnah nabi-Mu, mencintai, rindu, dan memuliakan nabi-Mu karena memang pantas diagungkan, maka terimalah shalawatku, dengan sifat keutamaan-Mu, dan kebaikan-Mu, hilangkanlah sifat lupa dalam hatiku untuk mengingat-Mu, jadikanlah aku hamba yang shaleh. Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan dan kehormatannya, angkatlah kedudukan, dan derajatnya dalam kedudukan nabi dan rasul, aku memohon ridha, surga kepada-Mu wahai Penguasa alam semesta, beserta kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat, meninggal berpegang teguh atas aAl-Qur’an, sunnah dan jama’ah dua kalimat syabadat tanpa mengubahnya sedikit pun, ampunilah segala dosa yang telah saya perbuat, dengan keramahan, dan kebaikan-Mu atasku. Ya Allah, seseungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. semoga rahmat-Mu selalu tercurah atas tuan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Dari uraian tersebut itu, marilah kita memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan kebenaran Islam dan tuntunan kepada umat manusia.

Dikutip dari Pengajian Ramadhan KH Afif Muhammad | Kitab Niat | 16 Maret 2024

Pewarta: Faizal Basri | Foto: Aldi Hardinata