Sholat Adalah Tiang Agama Atau Do’a Adalah Tiang Agama?

KRAPYAK.org – Istilah “Sholat adalah tiang agama” mungkin akan tampak lebih familiar dibanding istilah “Do’a adalah tiang agama”. Padahal keduanya memang sama-sama menjadi tiang agama. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sesungguhnya doa itu senjata orang mukmin, tiang agama dan cahaya langit dan bumi. Lantas kira-kira apakah terdapat perbedaan dalam memaknai “doa adalah tiang agama” dengan “sholat adalah tiang agama”? Dalam pengajian kitab علوالعصمة, KH Zaky Muhammad menerangkan makna dari kedua istilah tersebut. Beliau mengatakan bahwa keduanya memiliki makna yang sama. Pada intinya, shalat adalah doa.

Sebagai makhluk yang lemah, maka apalagi yang dapat dilakukan manusia selain berdoa? Setiap doa yang diucapkan oleh makhluk-Nya merupakan bentuk skenario Allah. Allah membuat skenario makhluk-Nya untuk mengangkat tangan dan berdoa sebagai jalan pemberian rahmat-Nya. Seperti halnya saat seseorang berada dalam masa kesulitan, tingkat kerajinan shalat seseorang seringkali meningkat dari kebiasannya sehari-hari. Normalnya, mungkin kita akan merasa malu dengan Allah saat melakukan hal tersebut. “Masa rajin sholat dan berdoa hanya saat merasa kesulitan?” Namun di situlah Allah bekerja. Sebab, sejatinya Allah sedang melebihkan rahmat-Nya. 

Selain menjadi tiang agama, hadits di atas juga mengatakan bahwa doa adalah cahaya langit. Pembahasan mengenai doa cahaya langit merupakan perluasan makna dari doa sebagai tiang agama. Ketika kita mengangkat tangan untuk berdoa, maka sebenarnya terdapat unsur yang memancar ke arah langit. Melalui gerakan tangan dan doa yang dipanjatkan, seseorang dapat melihat kualitas suatu doa melalui bagaimana pancaran itu dapat menembus langit. Oleh karena itu, doa yang berkualitas menentukan berapa pintu langit yang terbuka. Jika pintu rahmat tidak terbuka, maka Allah tidak menghendaki kita mendapatkan rahmat-Nya. 

Mungkin sekilas hal ini akan tampak berbanding terbalik dengan ungkapan yang mengatakan bahwa Allah memberikan rahmat kepada seluruh makhluknya. Dalam hal ini, KH Zaky Muhammad mengatakan bahwa pintu rahmat Allah memang diberikan kepada seluruh makhluknya, tetapi ia akan tampak berbeda dengan pintu rahmat dengan jalur berdoa. 

Sesungguhnya, selemah-lemahnya manusia adalah manusia yang lemah berdoa. Kita akan terlihat berbeda dengan orang-orang yang memiliki power ketika kita punya doa. Walaupun berdoa merupakan skenario Allah, tetapi kita tetap waspada dalam melakukannya. Jangan sampai hidup kita ini didedikasikan dengan ibadah, akan tetapi hasilnya menyeleweng karena doa yang kita panjatkan berisikan seputar dunia semata. Kemudian beliau menambahkan di akhir pengajiannya bahwa ibadah akan selalu menjadi tujuan hidup, karena ibadah merupakan doa.

Pewarta: Aufadhiya (XII Bahasa B) | Dikutip dari Pengajian Ramadhan 1446 H KH Zaky Muhammad Kitab Uluwwul ‘Ismah