Do’a Khatmil Qur’an Simbah KH Muhammad Munawwir, Keindahan Munajat Sang Mahaguru Para Qurra’ Nusantara

KRAPYAK.org – Pada Program Khusus Ramadhan 1445 H ini, untuk pertama kalinya Pondok Krapyak menggelar majelis “ngaji bareng” yang mengumpulkan seluruh santri dari tingkat Madrasah Tsanawiyyah, Madrasah Aliyah dan Mahasiswa dalam satu majelis pengajian yang diampu oleh KH Afif Muhammad. Materi yang dikaji pada majelis setiap Jum’at sore ini adalah Do’a Khatmil Qur’an yang diwariskan oleh Simbah Kiai Muhammad Munawwir dan selalu dibacakan di setiap haflah khataman Al-Qur’an di Pondok Pesantren Krapyak. Dipilihnya do’a tersebut, tidak terlepas dari fakta bahwa do’a ini adalah do’a yang cukup familiar di kalangan santri maupun pondok pesantren. Terlebih, Pondok Pesantren Krapyak ini juga dikenal dengan sanad Qur’an yang masyhur dari Simbah Kiai Munawwir.

Pada majelis ini, Kiai Afif menyampaikan materi tentang keistimewaan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Nabi Muhammad SAW. Mengingat bulan Ramadhan ini juga dijuluki sebagai Syahrul Qur’an atau bulannya Al-Qur’an, sudah selayaknya kita ‘menghidupkan’ Qur’an pada hari-hari penuh keberkahan ini. Beliau menambahkan bahwa, tidak selalu harus hafal untuk dapat memahami dan menghidupkan Qur’an. Justru, masa ini adalah saat yang tepat bagi santri yang belum mengkhatamkan bacaan ataupun hafalannya untuk segera menyelesaikannya lantas membaca do’a ini. Dengan belajar do’a pungkasan Al-Quran ini, maka kita akan semakin memahami makna untaian do’a yang kita panjatkan, dan karena do’a adalah suatu bentuk permohonan yang dimintakan dalam keadaan sadar, insyaAllah do’a kita akan dikabulkan atas pemahaman kita akan maknanya.

Isi dari Do’a Khatmil Qur’an sendiri mencakup beberapa hal penting yang selayaknya diperhatikan oleh para pembaca Al-Qur’an. Makna do’a tersebut yaitu:

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Shalawat serta salam kepada utusan paling mulia, baginda Muhammad SAW, seluruh keluarga, dan para sahabatnya.

Ya Allah wahai Tuhan kami, terimalah ‘khatam’nya Qur’an dari kami. Dan semoga Engkau memberi maaf atas segala hal yang ada pada bacaan kami, baik kesalahan-kesalahan maupun kelalaian-kelalaian kami. Ataupun berubahnya suatu kata dari tempat yang seharusnya. Ataupun pengubahan huruf yang didahulukan, diakhirkan, penambahan kata, dan pengurangan kata. Ataupun dari pemahaman ta’wil yang tidak seperti seharusnya. Ataupun keragu-raguan, kesamaran, dan ketergesaan, rasa malas, buru-buru, dan juga tersilapnya lidah ketika membacanya. Ataupun tidak berhenti ketika waqaf, tidak membaca dengung ketika idgham, dan tidak membaca jelas ketika idzhar. Ataupun bacaan mad, tasydid, hamzah, jazm, i’rab, yang tidak semestinya.

Semoga Engkau tetap mencatat hal-hal tadi dengan menganggapnya sempurna, dibenarkan dari segala ‘lahan’ (kesalahan bacaan). Ampunilah kami atas segala dosa-dosa kami wahai Tuhan dan Tuan kami, janganlah hukum kami wahai Tuan kami.

Berilah kami rezeki dari anugerah bacaan yang sebanding dengan pahala orang yang membaca sesuai dengan hak-haknya anggota tubuh, hati, dan lisan. Berilah kami kebaikan dan kebahagian serta kabar gembira dan rasa aman dengan khatamnya Al-Qur’an ini.

Dan janganlah memberikan pungkasan kepada kami dengan akhir yang buruk, kesesatan, dan kesewenang-wenangan. Dan berilah kami peringatan dari tidur dalam kelalaian, dan kemalasan sebelum kami mati.

Cerahkanlah wajah kita besok ketika hari kiamat. Dan bebaskanlah kami dari api neraka. Terimalah buku catatan amal kami dengan tangan kanan-Mu. Mudahkanlah ‘hisab’ penghitungan kami. Beratkanlah timbangan kami dengan kebaikan. Tetapkanlah langkah kaki kami pada jalan yang lurus. Tempatkanlah kami di tengah-tengah surga. Dan berilah kami rezeki, melalui kedekatan dengan Nabi Muhammad SAW. Muliakanlah kami dengan dapat menghadap, bertemu dengan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Memberi Balasan.

Kabulkanlah do’a kami, demi kebenaran kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’an. Berikanlah kami, segala sesuatu yang kami minta baik di dalam sepi, maupun di keramaian. Luaskanlah rezeki kami dengan kedermawanan-Mu serta kemuliaan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Memuliakan.

Ya Allah, shalawat serta salam kepada tuan kami, Nabi Muhammad, pemilik syari’at dan kebenaran. Hiasi kami dengan keindahan Al-Qur’an. Tunjukkanlah kami dengan hidayah Al-Qur’an. Khatamkan hidup kami dengan membaca Al-Qur’an. Terangilah kubur kami dengan Cahaya Al-Qur’an. Kumpulkanlah kami dengan orang-orang ahli qur’an. Selamatkanlah kami dari api neraka dengan syafa’at qur’an. Dan berikanlah kami barakah keutamaan Al-Qur’an. Selamatkanlah pula kami dari segala musibah dunia, dan siksa akhirat.

Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai teman yang menemani di segala kondisi kami di dunia. Dan sebagai teman yang membuat nyaman di dalam kubur. Dan sebagai syafa’at di hari kiamat, menjadi teman kami di surga, sebagai pengahalang kami dari api neraka, serta menjadi petunjuk yang menuntun kami.

Ya Allah, ingatkanlah kami ketika kami lalai, beri tahu kami akan apa yang tidak kami ketahui, buat kami senantiasa dapat membaca Al-Qur’an sepanjang siang dan malam. Jadikanlah Al-Qur’an sebagai Hujjah bagi kami.

Jangan biarkan kami berbuat dosa dengan tanpa ampunan-Mu, merasa resah tanpa Engkau lepaskan, merasa sakit tanpa Engkau sembuhkan, hutang tanpa pelunasan dari-Mu, kebutuhan tanpa Engkau berikan ya Allah.

Semoga Engkau menyampaikan dengan sepadan dari apa yang telah kami baca, dan Cahaya ayat tersebut kepada ruh tuannya para nabi, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut-Nya. Lebih khusus, kepada ruh Simbah Kiai Munawwir, beserta guru-guru beliau, kepada keluarga dan setiap orang yang berhubungan dengan beliau. Serta kepada seluruh arwah orang yang beriman, semoga Engkau mengabulkan do’a permintaan kami, dengan kebenaran utusan-Mu, yang menjadi rahmat seluruh alam. Shalawat serta salam, senantiasa kepada Tuan Yang Paling Bahagia, Paling Mulia, yang menjadi sumber cahaya para nabi.

Do’a ini merupakan ijazah langsung dari simbah Nyai Hasyimah binti Munawwir, dari simbah KH Muhammad Munawwir. Sekitar tahun 1995 – 1996, mbah Hasyimah mendiktekannya atau Imla’ langsung kepada Kiai Afif. 

Sebelum mengakhiri sesi pengajian Do’a Khatmil Qur’an pada sore hari tersebut, beliau menyampaikan bahwa sudah sepatutnya para santri ini bersyukur karena dapat mengaji langsung do’a ini. Karena tingkatan penyampaiannya lebih sempurna daripada yang tidak langsung. Beliau juga berharap agar para santri dapat mengkhatamkan bacaan Al-Qur’annya, lantas membaca do’a ini. Terakhir, sesi pengajian ditutup dengan buka bersama seluruh santri yang mengikuti majelis ngaji bareng di halaman Gedung Asrama Sakan Thullab Pondok Pesantren Krapyak.

Pewarta: Ajmala Azka [XII MA] | Foto: Mustarih Amar