Simbah Nyai Nuriyyah: Teladan Keagungan dari Lasem

KRAPYAK.org – Nyai Hj. Nuriyyah atau Mbah Nuri dilahirkan pada tahun 1895 M / 1312 H. Beliau dilahirkan dari pasangan KH Zainuddin dan Nyai Masyfuriyah. KH Zainuddin, Ayah dari Mbah Nuri merupakan putra dari Kyai Ibrahim yang nasabnya sampai ke Sayyid Abdurrahman atau Mbah Sambu Lasem dan berlanjut sampai ke Rasulullah ﷺ. Sejak belia, beliau hidup di lingkungan yang agamis, dididik oleh ayah beliau yang alim dalam bidang agama. Ayahanda Mbah Nuri tidak membersamai beliau hingga dewasa. Tarbiyah beliau dilanjutkan kepada orang-orang terdekat, terutama kepada sang ibunda.

Nyai Nuriyyah menikah dengan KH. Ma’shum Achmad pada tahun 1906 M / 1323 H. Waktu menikah umur beliau dengan Mbah Ma’shum terpaut cukup jauh, namun hal tersebut tidaklah menjadi kendala untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang romantis karena cinta beliau dilandaskan kepada Allah SWT. Semenjak diperistri oleh Mbah Ma’shum, Mbah Nuri banyak belajar kepada sang suami. Bukan hanya belajar tentang perilaku dalam keseharian, namun beliau belajar kepada Mbah Ma’shum berbagai disiplin khususnya bidang ilmu agama, mulai dari membaca al-Qur’an, mengkhatamkan berbagai kitab mu’tabarah seperti, Fath al-Mu’in, Riyadlus Shalihin, Tafsir al-Jalalain, dll. Melalui didikan dari Mbah Ma’shum yang alim menjadikan sosok Mbah Nuri sebagai alimah dan perempuan yang dihormati oleh banyak kalangan.

Mbah Nuri memiliki keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT yaitu salah satunya doa beliau yang mustajab. Ketika terdapat tamu yang meminta doa kepada Mbah Ma’shum beliau berkata kepada tamu tersebut untuk meminta doa kepada Mbah Nuri saja, karena Mbah Nuri memiliki keistimewaan mudah diijabah doanya oleh Allah SWT. Mbah Ma’shum berkata, “Njaluk dungo ming Mbahmu wedok, ijeh manjur dungo Mbah wedok” (Minta doa ke mbah putri saja, doaku tidak lebih manjur dibanding mbah putri). Keistimewaan Mbah Nuri yang lainnya ialah beliau sangat menyukai membaca shalawat. Beliau dan Mbah Ma’shum sering melantunkan Shalawat Burdah karya Imam al-Bushiri, Shalawat Nariyah, Qasidah Munfarijah dan Shalawat Badar. Salah satu berkah dari kecintaan Mbah Nuri dan Mbah Ma’shum kepada shalawat ialah beliau-beliau diberi keistimewaan bemimpi bertemu Nabi Muhammad ﷺ berkali-kali. Mbah Ma’shum bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ sejumlah kurang dari 40 kali, sedangkan Mbah Nuri bermimpi bertemu Nabi Muhammad ﷺ sejumlah lebih dari 40 kali. Selain diberi anugerah bertemu Nabi Muhammad ﷺ melalui mimpi, Mbah Nuri juga diberikan keistimewaan oleh Allah SWT untuk bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ dalam kondisi terjaga.

Salah satu sifat yang melekat dalam diri Mbah Nuri adalah beliau yang gemar bersedekah kepada fakir miskin. Hal ini merupakan salah satu bentuk kecintaan Mbah Nuri kepada fakir miskin dengan mengikuti tarekat Mbah Maksum, yaitu Hubb al-Fuqara wa al-Masakin(mencintai golongan fakir dan miskin) bahkan setelah kepergian Mbah Maksum ke Rahmatullah. Mbah Nuri memiliki kebiasaan jika terdapat waktu senggang (biasanya hari Jum’at dan hari Selasa) maka Mbah Nuri menyempatkan waktu untuk mengunjungi kaum dhuafa yang sakit di daerah Lasem. Beliau menaiki becak mengelilingi kota Lasem dengan membawa baju dan sembako untuk dibagikan kepada kaum yang membutuhkan, dengan harapan dapat membantu meringankan ekonomi kaum dhuafa.

Di usia sepuh, Mbah Nuri pernah jatuh dari dipan hingga beliau tidak sadarkan diri. Kemudian karena kondisi beliau tidak kunjung membaik, akhirnya beliau dirawat di RSD dr. Kariadi Semarang, tempat dimana Mbah Ma’shoem dirawat. Meskipun dirawat di rumah sakit, Mbah Nuri senantiasa tetap istiqomah berdzikir kepada Allah SWT hal tersebut berlangung hingga beliau kembali ke Rahmatullah. Tepat pada 21 Dzulqo’dah 1403 H. atau 29 Agustus 1983 M. Mbah Nuri Wafat. Para keluarga, sanak kerabat, santri, alumni, muhibbin beliau berbondong-bondong untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang sangat dihormati, Nyai Hj. Nuriyyah Lasem.

Pewarta: Gibran Arian

Sumber

Buletin Jum’at Masjid Jami’ Lasem Edisi 302, Jum’at 15 Rabi’ul Awwal 1440 H/ 23 November 2018.

Profil Mbah Ma’shum Lasem, Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama (NU Online) https://www.youtube.com/watch?v=o1n1-brvo0s.

Gus Baha tentang Karomah Waliyullah Mbah Ma’shum Lasem https://www.youtube.com/watch?v=iiYPbOzdlK0.

Biografi KH. Ma’shum Lasem, Laduni https://www.laduni.id/post/read/56257/biografi-kh-mashum-lasem.html.

Ulum, Amirul. Nyai Hj. Nuriyah Ma’shoem Lasem Penerus Tarekat Hubbul Fuqara’ wal Masakin. Global Press, Yogyakarta. 2022.

Chaidar, Sayyid. Manaqib Mbah Ma’shoem Lasem. Pondok Mas, Yogyakarta. 2013

Izzati, Afina. Sang Guru Sejati Simbah KH. Ma’shoem Lasem. Mitra Buana Media, Yogyakarta. 2020.

حاشية الترمسي المسماة «المنهل العميم بحاشية المنهج القويم» و«موهبة ذي الفضل على شرح العلامة ابن حجر مقدمة بافضل» تأليف : الإمام العلَّامة الفقيه المدقق محمد محفوظ بن عبد الله الترمسي

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *