Kebijaksanaan dan Kedermawanan Allah: Memahami Sifat حَكِيم dan كَرِيْمٌ untuk Memupuk Keimanan

KRAPYAK.orgحَكِيم dalam konteks hakikat Dzat Allah bermakna kebijaksanaan atau kesempurnaan hikmah dalam mengatur segala sesuatu di antara hamba-hambanyaNya. Lafadz حَكِيم selalu beriringan dengan lafadz عَلِيمٌ yang memiliki makna bahwasanya Allah adalah Dzat yang mampu menempatkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya, berdasarkan keluasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. 

Dalam kitab مولد الدِّيْبَعِيْ disebutkan bahwa:

خَلَقَ مُخًّا وَعَظْمًا وَعَضُدًا وَعُرُوْقًا وَلَحْمًا وَجِلْدًا وَشَعْرًا بِنَظْمٍ مُؤْتَلِفٍ مُتَرَاكِبٍ. مِنْ مَآءٍ دَافِقٍ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَآئِبِ

Artinya: “Allah menciptakan otak, tulang, bahu, urat pembuluh darah, daging, kulit, rambut, dan darah dengan susunan teratur rapi. Dari sperma yang terpancar dari tulang rusuk laki-laki dan tulang dada perempuan.” 

Redaksi di atas adalah bentuk dari kebijaksanaan yang telah Allah perlihatkan dengan menciptakan berbagai hal secara kompleks dan presisi sehingga melahirkan sebuah kemaslahatan secara mutlak. Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan hamba-Nya. 

Terkait hal ini, KH Hilmy Muhammad dalam pemaparannya menyampaikan bahwasanya  segala sesuatu yang terjadi, pasti telah disesuaikan oleh Allah dengan kemampuan hambanya. Beliau menganalogikan bahwa besar kenikmatan yang diberikan kepada seseorang bergantung pada kesanggupan dan kemampuan seseorang dalam menerima kenikmatan tersebut.

Sedangkan كَرِيْمٌ memiliki makna بَسَطَ لِخَلْقِهٖ بِسَاطَ كَرَمِهٖ وَالْمَوَاهِبِ yakni Dzat yang menghamparkan kamuliaan dan anugerah untuk makhluk-Nya. Kemuliaan Allah dapat kita rasakan dengan turunnya rahmat di setiap malam ke langit dunia, bahkan Allah pun memanggil:

هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ هَلْ مِنْ تَآئِبٍ. هَلْ مِنْ طَالِبِ حَاجَةٍ فَأُنِيْلَهُ الْمَطَالِبَ

Artinya : “Adakah seseorang pada malam hari ini mohon ampun? serta adakah seseorang yang pada malam hari ini bertaubat? Dan adakah seseorang yang memohon akan hajatnya (keinginannya,) maka Aku akan kabulkan hajatnya.” 

Lebih jelas lagi, termasuk ke dalam orang-orang tersebut adalah seseorang yang memohon ampun dengan berdiri tegak di atas telapak-telapak kakinya diiringi cucuran air mata. Ada juga seseorang yang menyesali segala perbuatan dosa dengan bertaubat, dan ada pula seorang yang lari menghindar dari perbuatan-perbuatan dosa menuju perlindungan Allah. Tidak ada henti-hentinya mereka mohon ampunan dan ridha. Sehingga mereka kembali bertaqwa kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang tergolong beruntung karena menemui puncak kelegaan, yakni ampunan dan ridha Allah Ta’ala.

Segala bentuk karunia yang diberikan kepada seluruh umat manusia tentunya adalah sesuatu yang patut untuk kita syukuri. Seluruh kenikmatan yang melimpah-ruah tidak lain adalah bentuk rahmat Allah berbentuk kebijaksanaan dan kedermawanan-Nya kepada alam semesta. Melalui pemahaman ini, diharapkan dapat memupuk keimanan kita sebagai seorang hamba. Sehingga kita semakin menyadari begitu besar rahmat, kasih sayang dan kebijaksanaan Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita.

Pewarta: Fernisya Mar’atus | Editor: Clara Satrianti | Dikutip dari Pengajian Ramadhan 1446 H KH Hilmy Muhammad Kitab Maulid Ad-Diba’